Sejarah dan Peninggalan Kerajaan Tarumanegara Beserta Penjelasan Lengkapnya

By | March 11, 2023

Kita pastinya pernah mendengar cerita mengenai peninggalan kerajaan Tarumanegara, sebab menjadi salah satu materi pembahasan pada saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Kerajaan Tarumanegara ini lokasinya ada di Jawa Barat, dipimpin oleh seorang raja bernama Raja Purnawarman. Beliau adalah seorang raja dari kerajaan Tarumanegara yang bisa dikatakan cukup terkenal sekali dengan sifatnya yang tegas. Tidak hanya itu akan tetapi beliau juga menjadi seorang yang dermawan. Bahkan sejarah menceritakan bahwa raja dari kerajaan Tarumanegara ini pernah menyumbangkan sejumlah 20 ribu ekor sapinya untuk bersedekah.

Jadi, tidak diherankan jika pada akhirnya ada banyak sekali para ahli sejarah yang mencari tahu kisah raja Purnawarman tersebut dalam memimpin kerajaan Tarumanegara di masa itu, dan juga mendapatkan peninggalan – peninggalan kerajaan Tarumanegara untuk kemudian dijadikan sumber. Nah, pada artikel kali ini kami akan membahas tentang sejarah dan peninggalan kerajaan Tarumanegara lebih lengkapnya. Mari simak ulasannya di bawah ini.

Sejarah Kerajaan Tarumanegara

letak Kerajaan Tarumanegara

Sejarah kerajaan Tarumanegara ini adalah salah satu kerajaan tertua yang ada di Indonesia, juga menjadi kerajaan kedua tertua setelah kerajaan Kutai. Kerajaan Tarumanegara tersebut berdiri dari abad ke-4 hingga abad ke-7. Dimana menurut catatan sejarah, kerajaan Tarumanegara ini merupakan kerajaan yang beraliran agama Hindu.

Awalnya kerajaan Tarumanegara di dirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman di tahun 358 masehi. Kerajaan Tarumanegara tersebut pada dasarnya kelanjutan dari sejarah dari kerajaan Salakanegara yang dulu berdiri di tahun 130 masehi hingga 362 masehi. Pada saat kerajaan Tarumanegara ini berdiri diawali dengan pemindahan ibukota negra dari Salakanegara ke Tarumanegara. Sementara itu Salakanegara menjadi kerjaana daerah yang ada dalam kepimpinan kerajaan Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegra ini ada di daerah Salakanegara. Untuk lebih detailnya lagi ada di daerah Banten dan Bogor, ibukotanya Sundapura. Menurut prasasti Tugu di tahun 417 masehi daerah kekuasan kerajaan Tarumanegara meliputi, Banten, Jakarta, Bogor, dan Cirebon. Dan berikut ini adalah beberapa raja – raja dari kerajaan Tarumanegara yang juga harus Anda tahu.

Raja – Raja Kerajaan Tarumanegara

Nama Raja Kerajaan Tarumanegara

Berikut ini raja-raja yang pernah memimpin kerajaan tarumanegara

1. Jayasingawarman

 

Raja kerajaan Tarumanegara yang pertama ini bernama Jayasingawarman, berkuasa mulai dari tahun 358 masehi hingga 382 masehi. Raja Jayasingawarman adalah salah satu dari pendiri kerajaan Tarumanegara. Raja Jayasingawarman merupakan seorang maharesi dari India. Tepatnya adalah di Salankayana yang dulu mengungsi ke Nusantara yang daerahnya mendapat serangan dan kemudian ditaklukkan oleh kerajaan Magada yang dipimpin oleh Maharaja Samudragupta. Raja Jayasingawarman kemudian wafat dan dimakamkan di tepian sungai di Bekasi, tepatnya di kali gomati. Pada saat raja Jayasingawarman berkuasa, beliau memindahkan pusat kerajaan dari Rajatapura ke Tarumanegara. Rajatapura ini merupakan nama lain dari Salankayana atau yang juga disebut dengan kota Perak.

2. Dharmayawarman

Raja kedua dari kerajaan Tarumanegara adalah Darmayawarman. Beliau adalah anak dari raja Jayasingawarman menggantikan ayahnya untuk mempimpin kerajaan Tarumanegara. Raja Dharmayawarman naik tahta di tahun 382 masehi hingga 395 masehi. Tidak banyak catatan sejarah yang bisa didapatkan mengenai raja kedua dari kerajaan Tarumanegara satu ini. Namanya hanya tercantum di dalam naskah Wangsakerta saja.

3. Purnawarman

Raja Purnawarman ini bisa dikatakan sebagai salah satu raja yang cukup terkenal sekali dari kerajaan Tarumanegara. Namanya banyak tertulis di prasasti di abad yang ke-5. Namanya bahkan juga tertulis pula di naskah Wangsakerta dan ditulis dirinya memerintah di tahun 395 masehi hingga 434 masehi. Raja Purnawarman dari kerajaan Tarumanegara ini memindahkan ibukota kerajaan di tahun 397 masehi ke Sundapura. Ini adalah awal dari nama Sunda tercipta. Raja kerajaan Tarumanegara tersebut menamakan ibukota kerajaannya dengan Sunda.

Berkat kepemimpinan Raja Purnawarman, kerajaan Tarumanegara menjadi besar sebab mampu menguasai sekitar 48 kerajaan kecil dibawah kekuasaannya. Kekuasaannya membentang mulai dari Salakanegara atau yang juga disebut dengan Rajapura yang diperkirakan ada di daerah teluk Lada, Pandeglang hingga ke Purbalingga, Jawa Tengah. Batas dari kerajaan Tarumanegara ini dulunya dianggap hingga ke Kali Brebes saja. Setelah kekuasan maharaja Purnawarman juga ada beberapa nama raja – raja lainnya yang turut memimpin kerajaan Tarumanegara, yakni Wisnuwarman yang berkuasa di tahun 434 masehi hingga 455 masehi. Kemudian digantikan oleh anak beliau yang bernama Indrawarman di tahun 455 masehi hingga 515 masehi. Lalu maharja Candrawarman di tahun 515 masehi – 535 masehi, kemudian dilanjutkan oleh Suryawarman di tahun 535 masehi dan berakhir di tahun 561 masehi.

4. Suryawarman

Suryawarman ini adalah raja dari kerajaan Tarumanegara yang ke-7. Setelah ayahnya yang bernama Candrawarman meninggal, beliau memerintah selama 26 tahun. Raja Suryawarman ini punya kebijakan yang bisa dikatakan cukup berbeda dibandingkan dengan ayahnya, raja terdahulu. Dulu raja Candrawarman memberikan otonomi kepada para raja – raja di daerah untuk mengurus kerajaannya masing – masing. Akan tetapi raja Suryawarman justru mengalihkan pikirannya untuk perkembangan bagian timur kerajaan. Hal tersebut ditujukkan khusus dengan didirikannya kerajaan oleh menantunya yang bernama Manikmaya, sebuah kerajaan di Kendan, tepatnya di daerah Bandung dan Limbangan Garut.

Daerah timur kala itu berkembang sangat pesat sekali, sebab didirikannya kerajaan Galuh oleh cicit Manikmaya di tahun 612 masehi. Setelah raja Suryawarman, raja – raja kerajaan Tarumanegara ini secara berturut – turut adalah Kertawarman di tahun 561 masehi hingga 628 masehi, Sudhawarman di tahun 628 masehi hingga 639 masehi, Hariwangsawarman tahun 639 masehi – 640 masehi, dan Nagajayawarman tahun 640 masehi hingga 666 masehi.

Linggawarman

Raja Linggawarman ini adalah raja terakhir yang memimpin kerajaan Tarumanegara. Beliau berkuasa di tahun 666 masehi hingga 669 masehi. Yang mana kala itu raja Linggawarman tidak memiliki putera, beliau hanya memiliki 2 orang puteri. Puteri sulungnya bernama Manasih. Manasih menikah dengan Tarusbawa yang kelak menggantikan raja Linggawarman menjadi raja. Puteri bungsunya bernama Sobakancana yang menikah dengan Dapunta Hyang Sri Jayanasa yang kelak menjadi pendiri dari kerajaan terbesar di Indonesia, yakni kerajaan Sriwijaya.

Masa Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara

Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara

Keruntuhan kerajaan Tarumanegara ini memang jarang diketahui. Bahkan dalam berbagai prasasti hanya disebutkan nama maharaja Purnawarman. Hal yang bisa dikatakan paling memungkinkan adalah pada saat raja Linggawarman turun tahta, beliau digantikan menantunya yang bernama Tarusbawa. Tarusbawa yang kala itu naik tahta pada saat pamor kerjaaan Tarumanegara sudang turut berniat untuk bangkitkan nama besar kerajaan mertuanya. Akan tetapi langkah yang telah diambilnya malah menghilangkan kerajaan Tarumanegara. Di tahun 670 masehi, Tarusbawa yang asalnya dari kerajaan Sunda Sambawa, mengubah nama kerajaan Tarumanegara ini menjadi kerajaan Sundah. Peristiwa tersebut pada akhirnya membuat Wretikandayun, cicit dari Manikmaya yang saat itu memimpin kerajaan Galuh memisahkan negaranya dari Tarusbawa.

Pemisahan tersebut juga mendapat dukungan kerajaan Kalingga. Sebab ketika itu putera mahkota dari kerajaan Galuh menikah dengan Sanaha, puteri Maharani Sima dari kerajaan Kingga. Dukungan ini membuat Wretikandayun meminta untuk wilayah kerajaan Tarumanegara dibagi menjadi dua. Karena ingin menghindari terjadinya perang antar saudara, maka raja Tarusbawa memecah wilayah kerajaan Tarumanegara menjadi dua, yakni wilayah kerajaan Sunda dan wilayah kerajaan Galuh dengan Citarum sebagai batasannya.

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Meskipun hanya sedikit yang bisa diketahui mengenai kerajaan Tarumanegara, akan tetapi ada banyak sekali peninggalan – peninggalan kerajaan tersebut yang bisa disaksikan hingga saat ini. Sumber – sumber sejarah dari dalam negeri adalah penempuan peninggalan kerajaan Tarumanegara dari berbagai tempat yang diperkirakan wilayah kerajaan Tarumanegara tersebut. Dari luar negeri sendiri catatan sumber kerajaan Tarumanegara ini berasal dari catatan negeri China.

Prasasti kebon kopi

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Prasasti kebon kopi ini ada di kampung Muara Hilir, tepatnya di kecamatan Cibungbulang, Bogor. Menariknya dari prasasti tersebut adalah adanya gambar yang bermotif telapak kaki gajah yang diidentikan dengan telapak kaki gajah airwata, yakni gajah tunggangan dewa Wisnu. Prasasti kebon kopi ini ditulis dengan menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa.

Prasasti tugu

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Sementara itu untuk prasasti tugu ini ada di kampung Batutumbu, bekasi, dan sekarang masih disimpan dengan baik di dalam museum di Jakarta. Prasasti tugu tersebut isinya menerangkan mengenai penggalian sungai candrabaga oleh Rajadirajaguru, dan sungai gomati di sepanjang 6112 tombak atau pun kurang lebihnya sekitar 12 km dan selesai dalam 21 hari di tahun ke-22 pasa masa pemerintahan raja Purnawarman. Penggalian sungai tersebut merupakan gagasan untuk menghindarkan terjadinya bencana alam banjir pada saat musim penghujan tiba, dan musim kekeringan di musim kemarau yang kerap kali terjadi pada masa pemerintahan beliau. Prasasti tugu ini memiliki 5 baris yang ditulis dengan menggunakan bahasa Sanskerta dan aksara Pallawa.

Prasasti jambu

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Prasasti jambu atau yang biasanya disebut dengan prasasti pasir koleangkak, sebab ditemukan di perbukitan koleangkak, tepatnya di kebun jambu. Lokasinya ada di sebelah barat kota Bogor, atau kurang lebih sekitar 30 km. Dalam prasasti tersebut ada keterangan puisi dua baris yang menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta juga motif gambar telapak kaki yang isinya mengenai sanjungan kebesaran, kegagahan, dan keberanian terhadap pemerintah raja Purnawarman. Prasasti ini ditemukan di bukit koleangkak, Bogor.

Prasasti ciaruteun

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Lalu untuk prasasti yang berikut ini ditemukan di tepian sungai ciarunteun, yakni dekat sungai cisadane Bogor. Di dalam prasasti ciaruteun tersebut menyebutkan nama Tarumanegara, raja Purnawarman dan lukisan sepasang kaki yang dipercaya sama dengan telapak kaki dewa Wisnu. Adapu kaitannya gambar dengan sepasang telapak kaki pada prasasti tersebut menjadi lambang dari kekuasaan raja Purnawarman. Selain hal tersebut, kedudukan beliau atas daerahnya diibaratkan dewa Wisnu, atau sebagai penguasa dan pelindung rakyat. Prasasti ciaruteun ini ditulis dengan menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Untuk nama lainnya dari prasasti ciaruteun adalah prasasti ciampea.

Prasasti muara cianten

Prasasti muara cianten

Prasasti muara cianten ini ada di kota Bogor dengan aksara ikal. Namun demikian, prasasti muara cianten tersebut masih belum bisa dibaca. Prasasti ini lokasinya ada di tepian sungai cisadane, dekat sekali dengan muara cianten yang dulu lebih dikenal sebagai prasasti pasir muara atau pun pasiran muara sebab lokasinya yang memang masuk ke wilayah kampung Pasirmuara. Prasasti muara cianten ini dipahat pada batu alami yang berukuran cukup besar dengan ukuran kurang lebih 2.70 x 1.40 x 140 m3. Peninggalan bersejarah tersebut disebut – sebut sebagai prasasti, sebab memang ada goresan tetapi masih berupa pahatan gambar sulur – suluran atau pun pilin yang biasanya dikenal dengan ikal yang kelaur dari umbi.

Prasasti cidanghiyang

Prasasti cidanghiyang

Prasasti berikut ini ada di kampung Lebak, tepatnya di tepian sungai cidanghiang, Pandeglang, Banten. Prasasti tersebut baru ditemukan di tahun 1947, yang berisikan “Inilah tanda keperwiraan, keagunan dan keberanian yang sesungguh – sungguhnya dari seorang raja dunia, yakni yang mulia raja Purnawarman, yang menjadi panji sekaligus raja”. Prasasti terbut bahkan juga dikenal dengan sebutan prasasti lebak yang ditulis dengan menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa.

Prasasti pasir awi

Prasasti pasir awi

Prasasti yang terakhir ini ada di Leuwiliang dengan aksara ikal yang juga masih belum bisa dibaca. Pada prasasti tersebut ada pahatan gambar dahan lengkap dengan ranting dan daunnya juga buah – buahan dan gambar sepasang telapak kaki.

Letak Kerajaan Tarumanegara

letak kerajaan tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara ini ada di bagian sekitar Jawa Barat, wilayah tersebut meluas seiring dengan perkembangan kerajaan ini setelah dipimpin raja Purnawarman. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, raja Purnawarman ini adalah sosok raja yang sangat pandai dalam berperang. Kini berhasil melakukan ekspansi atau perliuasan kawasan lewat berperang dan penaklukkan terhadap kerajaan Salakanegara yang sebelumnya juga ikut berkuasa di tanah Sunda, lewat ekspansi tersebut wilayah dan letak dari kerajaan Tarumanegara menjadi semakin luas, bahkan hingga daerah Jakarta dan Banten.

Agama Kerajaan Tarumanegara

Agama Kerajaan Tarumanegara

Agama yang dianut kerajaan Tarumanegara ini adalah Hindu tetapi demikian yang berkembang luas di wilayah kerajaan Tarumanegara tersebut yakni Hindu Waesnawa atau yang juga disebut dengan Hindu Wisnu. Bukti tersebut ada dalam prasasti ciaruteun yang dibuat dengan meninggalkan jejak kaki raja Purnawarman dengan adanya lambang penjelmaan dewa Wisnu. Dalam gama ini, dewa Wisnu dianggap sebagai dewa tertinggi. Agama tersebut hanya berkembang di wilayah istana atau pun keluarga kerabat besar kerajaan Tarumanegara, sementara itu di masyarkat Tarumanegra sendiri sebagian besar menganut kepercayaan asli, yakni animisme dan dinamisme.

Kehidupan Politik Kerajaan Tarumanegara

Kehidupan Politik Kerajaan Tarumanegara

Berdasarkan tulisan – tulisan yang ada pada prasasti, diketahui bahwasannya raja yang pernah memimpin di kerajaan Tarumanegara ini hanya raja Purnawarman. Raja Purnawarman tersebut merupakan raja besar yang telah berhasil memberikan kemakmuran kehidupan rakyatnya. Hal tersebut dibuktikan dari prasasti tugu yang menyatakan bahwa raja Purnawarman sudah memerintah untuk menggali sebuah kali yang memiliki arti sangat besar sekali. Sebab, pembuatan kali tersebut adalah pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan sawah – sawah pertanian rakyat.

Kehidupan Sosial Kerajaan Tarumanegara

Kehidupan Politik Kerajaan Tarumanegara

Lalu untuk kehidupan sosial di kerajaan Tarumanegara ini sediri bisa dikatakan sudah tertata dengan rapih, hal tersebut terlihat dari upaya raja Purnawarman yang terus berusaha untuk tingkatkan kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman ini bahkan juga sangat memperhatikan dengan baik kedudukan kaum brahmana yang dianggapnya memiliki peranan cukup penting dalam melaksanakan setiap upacara korban yang dilaksanakan di kerjaan sebagai tanda penghormatan kepada para dewa.

Kehidupan Budaya Kerajaan Tarumanegara

Jika dilihat dari segi teknik dan cara penulisan huruf – huruf dari prasasti – prasasti yang telah ditemukan sebagai bukti kebesaran kerajaan Tarumanegara, sudah diketahui bahwa tingkat kebudayaan masyarakat kala itu sudah besar. Tidak hanya sebagai peninggalan budaya, akan tetapi keberadaan prasasti – prasasti ini menunjukkan sudah berkembangnya kebudayaan tulis menulis di kerajaan Tarumanegara.

Demikianlah informasi yang bisa kami bagikan tentang sejarah dan peninggalan kerajaan Tarumanegara beserta penjelasan lengkapnya. Semoga bermanfaat.

Originally posted 2018-10-23 09:15:59.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.