Klasifikasi Protozoa Berdasarkan Alat Geraknya

By | March 11, 2023

Sebelum kita membahas tentang klasifikasi protozoa, kita akan membahas dulu tentang pengertian protozoa. Protozoa adalah kelompok lain protista eukariotik dimana kebanyakan protozoa hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop.

Protozoa sendiri dibedakan dari algae karena tidak memiliki klorofil dan dibedakan dari jamur karena dapat bergerak secara aktif dan tidak memiliki dinding sel serta bisa dibedakan dari jamur lender karena tidak dapat membentuk badan buah.

Jika kondisi tempat hidup dari protozoa tidak menguntungkan, maka protozoa ini akan membentuk sebuah membran tebal dan kuat yang biasa sering kita sebut dengan kista.

Protozoa sendiri terbagi atas beberapa klasifikasi. Berikut klasifikasi protozoa berdasarkan alat geraknya yang penting Anda tahu!

Klasifikasi Protozoa Secara Lengkap

klasifikasi protozoa

Protozoa dibagi ke dalam 6 divisi atau filum. Pada masing – masing kelas atau divisi tersebut tentu memiliki ciri dan perbedaan dengan kelas atau divisi yang lain. Berikut klasifikasi protozoa, diantaranya :

1. Flagellata atau filum mastigophora

filum mastigophora

Filum mastigophora atau yang dikenal sebagai flagellata memiliki arti kelas bulu cambuk. Mastigophora sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu mastig yang memiliki arti cambuk dan berasal dari kata phora yang berarti phoros atau gerakan.

Dengan demikian kita bisa menyimpulkan bahwa filum mastigophora ini merupakan jenis protozoa yang memiliki suatu alat gerak berupa bulu cambuk atau flagella.

Flagellata merupakan nenek moyang dari hewan dan juga tumbuhan. Flagela pada flagellata letaknya berada di ujung anterior tubuhnya.

Selain memiliki fungsi sebagai alat gerak, flagella juga dapat Anda gunakan untuk bisa mengetahui kondisi lingkungannya serta mengumpulkan makanan dengan cara menghasilkan aliran air yang ada di sekitar mulut sehingga makanan akan memasuki mulut dengan mudahnya.

Sitoplasma flagellata akan dikelilingi dengan pelikel atau suatu elemen pembungkus yang nyata sehingga akan memberikan bentuk tubuh yang tetap nantinya pada divisi ini.

2. Sarcodina atau filum rhizopoda

filum rhizopoda

Istilah pada filum rhizopoda yang kita kenal rhizopoda sebenarnya merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Yunani yaitu rhizo yang artinya akar dan podos yang artinya kaki. Dengan begitu bisa diartikan bahwa filum rhizopoda berarti kaki yang menyerupai akar.

Rhizopoda merupakan suatu elemen protozoa yang memiliki sebuah alat gerak berupa kaki semu atau pseudopodia dimana elemen ini disebut demikian karena terbentuk sebagai hasil penjuluran sitoplasma sel yang seolah – olah memiliki fungsi sebagai elemen kaki.

Pseudopodia selain digunakan untuk bergerak, juga difungsikan untuk mencari makanan. Saat ini diketahui bahwa terdapat sekitar 40.000 jenis rhizopoda atau sarcodina yaitu sebuah elemen protozoa yang bentuknya tidak tetap melainkan akan senantiasa berubah – ubah.

Salah satunya contoh dari anggota rhizopoda yang paling terkenal adalah amoeba. Amoeba ini dapat hidup di air tawar, air asin, di tanah yang lembab dan juga pada beberapa jenis hidup sebagai parasit pada hewan dan juga pada manusia.

Ketika amoeba ini kemudian melakukan pergerakan, amoeba akan menjulurkan pseudopodia dan kemudian akan berlaku saling mengaitkan antar ujungnya dan mengeluarkan lebih banyak sitoplasma ke dalam pseudopodia.

Gerakan – gerakan yang semacam ini kita sering kenal dengan istilah gerakan amoeboid. Dengan adanya kaki – kaki semu ini, hal tersebut berarti bahwa bentuk sel rhizopoda akan berubah – ubah baik ketika sedang diam ataupun ketika sedang dalam kondisi bergerak.

3. Ciliata / Infusiora atau filum Ciliophora

filum Ciliophora

Istilah ciliata berasal dari bahasa latin cilia yang artinya rambut kecil. Ciliata merupakan suatu jenis protozoa yang memiliki sebuah alat gerak berupa rambut getar atau silia.

Rambut getar inilah yang akan menjadi ciri khas ciliata dan juga memiliki fungsi sebagai alat gerak dan untuk mencari makan. Ciliata sendiri merupakan sebuah organisme dengan sel tunggal atau yang bisa dikatakan sebagai organism uniseluler yang memiliki bentuk tetap atau tidak bisa berubah – ubah.

Ciliata atau yang berada dalam filum ciliophora ini memiliki banyak organel yang sudah terspesialisasi termasuk juga cilia tunggal atau cilium dimana strukturnya mirip dengan rambut pendek yang ada di luar tubuhnya.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa cilia atau silia ini ada yang dibuat menutupi seluruh permukaan tubuh atau hanya dalam bagian tubuh tertentu untuk terlokalisasinya.

Kemudian pada genus paramaecium, cilia ini dapat menutupi seluruh permukaan tubuh dengan sangat sempurna.

Pada filum ciliophora terdapatnya suatu sistem koordinasi yang baik pada area rambut getar hal ini turut serta dapat menjadi penyebab mengapa ciliata dapat bergerak dengan secepat mungkin.

Bahkan dalam tempo hanya sekitar 1 mm per detiknya. Jadi walau hanya memiliki sel tunggal atau uniseluler, paramaecium ini akan mampu memberikan respon lingkungan sekitar dengan sangat baik.

Jika bertemu dengan bahan kimia berbahaya atau elemen – elemen penghalang, sel akan secara cepat dapat bergerak muncur dengan gerakan – gerakan silia menuju ke berbagai arah yang masing – masing berbeda.

Ciliata sendiri merupakan suatu predator yang ulung. Anda bisa temukan pada beberapa ciliata termasuk paramaecium dan juga didinium yang akan mampu membuat mangsa mereka tidak bergerak dengan melepaskan berbagai jarum yang sering disebut dengan trikosista agar bisa menempel di tubuh mereka.

Mangsa kemudian akan dibawa ke dalam struktur yang mirip mulut dan nantinya akan bisa dicerna pada vakuola yang sewaktu – waktu bisa berfungsi sebagai elemen perut.

Ketika proses sistem cerna makanan pada ciliata sudah selesai, maka sisa – sisa hasil metabolisme nantinya akan dikeluarkan melalui suatu elemen yang bernama eksositosis.

Didalam tubuh ciliata sendiri, air yang secara berlebihan akan diakumulasikan didalam suatu vakuola yang secara berkala atau periodik akan berkontraksi untuk mengosongkan cairan – cairan melalui lubang yang sering disebut sebagai lubang dengan pori anal.

4. Sporozoa atau filum apicomplexa

filum apicomplexa

Sporozoa, istilah ini berasal dari bahasa Yunani yaitu spora dan zoa. Spora memiliki arti benih dan zoa memiliki arti hewan.

Jadi pengertian sporozoa merupakan satu – satunya anggota protozoa yang tidak memiliki alat gerak dan bergerak dengan cara meluncurkan tubuhnya dalam medium tempatnya tinggal dan hidup.

Sesuai dengan namanya, sporozoa ini memiliki ciri – ciri khas yaitu dapat membantu membentuk spora didalam salah satu tahapan siklus hidupnya.

Terdapat kurang lebih sekitar 4000 jenis sporozoa dimana sebagian besarnya hidup sebagai parasit pada hewan dan juga pada manusia.

Tubuh sporozoa ini bentuknya bulat dan oval dimana terdapat sebuah nukleus akan tetapi tidak memiliki vakuola kontraktil. Anda akan temukan bentuk dewasanya yang tidak memiliki suatu alat untuk bergerak.

Ada banyak juga sporozoa yang memiliki suatu daur hidup yang rumit dimana pada fase – fase tertentu hidup pada suatu inang dan kemudian pada fase – fase yang lain hidup pada suatu inang yang berbeda.

Sporozoa ini dalam daur hidupnya menunjukkan adanya pergiliran keturunan diantara dua vase yang berpotensi untuk hadir yaitu fase vegetatif dan juga fase generatif.

Pada sporozoa, sporozoa yang belum dewasa ini disebut dengan sporosit dimana jenis sporozoa ini dapat dengan mudah berpindah – pindah mengikuti aliran darah.

Anda harus tahu bahwa semua sporozoa akan membentuk spora dengan dinding – dinding tebal ketika berada pada tahap zigot.

Spora ini juga merupakan struktur tetap dimana penyebarannya akan terjadi melalui berbagai konsep mulai dari penyebaran melalui makanan, air atau juga melalui gigitan serangga.

Walau sporozoa tidak memiliki sebuah alat gerak, akan tetapi ia juga mengandung suatu organel secara kompleks yang akan membantunya untuk bisa menempel dan kemudian menyerang bagian inang.

Mengenai banyaknya anggota yang memiliki siklus hidup didalamnya sangat kompleks karenanya kelas sporozoa ini disebut juga dengan apicomplexa.

Salah satu contoh dari sporozoa yang terkenal juga adalah plamodium. Plamodium ini merupakan salah satu jenis sporozoa yang terkenal sebagai penyebab seseorang mengidap penyakit malaria.

5. Filum Foraminifera

Filum Foraminifera

Foraminifera merupakan jenis filum yang meliputi lebih dari 30 ribu jenis filum yang selama ini sudah kita tahu dimana sebagian diantaranya merupakan fosil.

Foraminifera hadir menyerupai amoeba yang hidup di laut akan tetapi memiliki cangkang pelindung yang disebut testa. Kebanyakan testa ini memiliki dinding rapat yang nantinya akan ada yang memiliki pori.

Bentuk dari testa sendiri bermacam – macam. Bentuk testa ada yang berbentuk menyerupai tabung sederhana hingga ada yang berbentuk bilik spiral. Mengenai ukurannya sendiri bervariasi.

Ada yang memiliki ukuran rata – rata hanya mencapai 0,05 cm dan juga ada yang memiliki ukuran sampai dengan 8 cm.

Makhluk ini merupakan sebuah makhluk yang hadir dengan dinding sel lunak yang sering disebut dengan Foraminifera yaitu sejenis plankton dan terdeteksi oleh kapal selam robot, Kaiko milik Jepang. Penemuan ini dilakukan oleh Yuko Toda dan rekan – rekannya yang berasal dari Shizuoka University.

Penemuan yang sudah dilakukan ini dilaporkan dalam majalah Science dimana dalam tulisan tersebut dijelaskan jalur kekerabatan Foraminifera dengan dinding lunak dan juga termasuk satu – satunya spesies yang udah pernah menjelajahi daratan dan juga di lautan.

Mengenai analisis DNA organisme makhluk baru yang ditemukan ini juga menunjukkan bahwa mereka merupakan keluarga dari organisme primitive dari zaman Precambrian.

Jika kemudian Foraminifera mati, cangkang testanya akan tenggelam dan kemudian berkumpul dalam membentuk tanah globigerina yang diambil dari nama globigerinidae yang merupakan salah satu familia dari Foraminifera yang sangat melimpah.

Piramida di Mesir juga turut dibuat dari tanah Foraminifera yang akan datang dengan lapisan penuh granit dimana para ahli geologi juga belajar tentang endapan cangkang Foraminifera yang akan menjadi petunjuk lokasi ditemukannya cadangan minyak bumi pada akhirnya.

6. Kalisfikasi Protozoa Filum Actinopoda

Filum Actinopoda

Actinopoda artinya kaki sinar. Pemberian nama ini mengacu pada suatu bentuk pseudopodia runcing yang akan memberikan pancaran dari dalam tubuh actinopoda.

Pseudopodia pada tipe yang satu ini sering disebut dengan axopodia. Axopodia sendiri akan membantu organisme yang satu ini untuk bisa mengapung dan nantinya akan memangsa organisme – organisme yang jauh lebih kecil.

Contoh dari anggota filum actinopoda sendiri diantaranya seperti heliozoa dan juga radiozoa. Heliozoa pada umumnya hidup di ranah air tawar dan akan menggunakan axopodia untuk memangsa.

Sementara radiozoa pada umumnya akan hidup di laut dengan cangkang bersilikat yang akan memiliki perbedaan pada masing – masing spesies yang ada.

Ciri – ciri protozoa

Setelah kita tahu dan pahami apa saja klasifikasi protozoa seperti uraian diatas, kita akan membahas tentang ciri – cirinya. Ciri – ciri protozoa sebagai berikut :

  • Protozoa merupakan suatu organisme uniseluler atau bersel satu.
  • Protozoa merupakan suatu bentuk organisme eukariotik yaitu merupakan suatu organisme yang memiliki membran nukleus.
  • Protozoa merupakan sebuah organisme yang hidup soliter atau sendiri dan ada yang hidup secara koloni atau berkelompok. Protozoa kebanyakan hidup sendiri dalam kondisi tertentu akan tetapi sebagian dari spesies protozoa ini ditemukan secara berkelompok.
  • Protozoa bersifat heterotrof atau tidak dapat membuat makanan mereka sendiri.
  • Protozoa hidup bebas sebagai saprofit atau parasit dimana sebagian besar dari protozoa ini bersifat merugikan bagi makhluk hidup yang lainnya. Seperti protozoa yang biasa kita temukan di air yang dikonsumsi oleh manusia setiap harinya.
  • Protozoa memiliki ciri dapat membentuk kista agar mereka bisa bertahan hidup
  • Protozoa bergerak dengan silia, flagella atau pseudopodia.
  • Protozoa termasuk ke dalam sebuah organisme mikroskopis dimana protozoa juga memiliki ukuran yang sangat kecil yaitu dengan ukuran kurang lebih sekitar 100 sampai dengan 300 mikron.
  • Protozoa termasuk ke dalam suatu makhluk hidup yang tidak memiliki dinding sel.
  • Protozoa merupakan sebuah organisme yang mampu hidup pada lingkungan seperti apapun. Mereka juga dapat hidup pada lingkungan yang lembab dan basah. Bahkan mereka dapat hidup pada sebuah lingkungan yang dalam kondisi sangat basah sekalipun.
  • Protozoa jika dibiarkan dan mereka yang memiliki sifat merusak dapat menyebabkan penyakit. Beberapa diantaranya dapat menjadi penyebab penyakit pada manusia dan juga hewan.
  • Protozoa juga dapat menandakan keberadaan minyak bumi atau tambang minyak bumi seperti halnya fosil foraminifera yang dapat menjadi petunjuk adanya suatu sumber minyak, gas dan mineral di sekitar tempat keberadaan protozoa tersebut.
  • Protozoa mampu melakukan metagenesis didalam tubuh manusia seperti halnya plasmodium
  • Beberapa dari protozoa dapat mengalami vegetasi atau aseksual dan juga bersifat generative atau seksual.

Perkembangbiakan Protozoa

Mengenai perkembangbiakan protozoa secara vegetasi atau aseksual dan generative atau seksual akan kita ulas dalam informasi dibawah ini. Protozoa yang berkembang biak secara vegetative meliputi :

  • Pembelahan mitosis atau biner yaitu suatu pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan juga diikuti dengan pembelahan sitoplasma kemudian akan menghasilkan 2 sel baru. Pembelahan biner terjadi pada amoeba, paramaecium, euglena. Untuk pada kategori paramaecium akan membelah dengan cara membujur atau memanjang setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi. Sementara euglena akan membelah secara membujur atau memanjang dengan konsep longintudinal.
  • Pembelahan spora merupakan perkembangbiakan aseksual pada kelas sporozoa dengan membentuk spora melalui proses sporulasi didalam tubuh nyamuk anopheles. Spora yang akan dihasilkan nanti disebut dengan sporozoid.

Sementara untuk reproduksi seksual atau perkembangbiakan generative sebagai berikut :

  • Konjugasi : Proses ini terjadi dimana terjadi suatu peleburan inti sel pada suatu organisme yang masih belum jelas alat kelaminnya. Pada paramaecium mikronukleus yang telah mengalami pertukaran akan melebur dengan makronukleus dimana proses ini sering disebut dengan singami.
  • Peleburan apicomplexa atau peleburan gamet sporozoa yang sudah dapat menghasilkan gamet jantan dan gamet betina dimana peleburan gamet yang satu ini akan berlangsung didalam tubuh nyamuk.

Itulah sedikit informasi yang kita perlu pelajari tentang klasifikasi protozoa berdasarkan alat geraknya. Semoga menjadi informasi yang bermanfaat dan menginspirasi Anda. dan silahkan baca artikel seputar pengetahuan laiinya disini

Originally posted 2018-10-24 05:30:18.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.